Kemenhan Manfaatkan Dapodik Untuk Keperluan Pembentukan Kader Bela Negara (PKBN)
Kementerian Pertahanan (Kemenhan)
melalui Direktorat Bela Negara, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan,
memanfaatkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mendukung pelaksanaan
program Pembentukan Kader Bela Negara (PKBN). Demikian disampaikan Letnan
Kolonel Arhanud Firdaus, Kasi Evaluasi Materi dan Metode, Subdit Lingkungan
Pendidikan, Direktorat Bela Negara, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan,
Kemenhan, saat mengunjungi Ruangan Data Pokok Pendidikan Dasar (Dapodikdas),
di Gedung E lantai 5 Kompleks Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman,
Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Mei 2015.
“Jadi kedatangan saya di sini
sangat tepat sekali, karena memang ada hubungannya dengan pekerjaan saya, yaitu
mencari data tentang jumlah sekolah, baik SD, SMP, SMA di seluruh Indonesia,
dan berapa jumlah gurunya,” ujar Firdaus yang datang bersama Hendra.
Menurut Firdaus, data yang
diperoleh dari Dapodik akan digunakan sebagai dasar penentuan sasaran program
PKBN.
Firdaus menambahkan, program PKBN
sesuai dengan Nawa Cita. Karena itu, seluruh guru di Indonesia diupayakan
menerima program PKBN.
“Kami akan mendidik guru-guru itu
agar cinta tanah air, yakin bahwa Pancasila ideologi negara, sadar berbangsa
dan bernegara, serta punya sifat rela berkorban. Bila empat hal ini dimiliki,
guru telah memiliki kemampuan awal bela negara. Nah ini akan kami berikan
kepada guru-guru di seluruh indonesia,” tambah Firdaus.
Firdaus mengatakan, PKBN merupakan
program yang sangat penting.
“Terutama yang disampaikan LIPI,
bahwa bangsa ini sudah menipis kesadarannya terhadap Pancasila sebagai ideologi
negara. Nah, data-data LIPI itu mungkin juga digunakan Presiden Jokowi untuk
mengembangkan konsep Nawa Cita. Karena itu kami sudah membentuk MoU dengan
empat kementerian, yaitu Kemendagri, Kemendikbud, Kemenpora dan Kemehan tentang
kesadaran bela negara,” ujar Firdaus.
Mengenai program PKBN, tambah
Firdaus, para guru akan dikarantina selama satu bulan, dan diberi pendidikan
dan pelatihan mengenai ilmu dasar bela negara, dasar-dasar kemiliteran,
kedisiplinan, baris berbaris, penghormatan lambang negara, dan beberapa materi
dari empat kementerian.
“Ini sudah ada kurikulumnya.
Materi yang disampaikan antara lain dasar-dasar kemiliteran baris berbaris, dan
penghormatan seperti bagaimana menghormati bendera yang benar, dan bagaimana
menghormati lambang-lambang negara. Karena saat ini hal ini sudah mengalami
degradasi. Misalkan gambar presiden diinjak-injak. Meski pun itu hanya gambar,
tapi itu lambang negara. Jadi harus dihormati, karena ada undang-undangnya.
Nah, hal ini yang kurang dihargai,” tegas Firdaus.
Program PKBN akan berlangsung
selama lima tahun, dan tahun ini akan dipilih 47 provinsi dan kabupaten/kota.
Sasaran adalah guru, terutama yang berada di daerah perbatasan dan konflik
seperti Poso, perbatasan NTT dengan Timor Leste, Kalimantan dengan Malaysia.
“Data Kemendikbud ini kami
harapkan bisa diakses kementerian lain. Mungkin bisa online, sehingga kalau
kami butuh data itu bisa cepat,” harap Firdaus di ujung wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar